Akademik / Kelas Tahfidz

KELAS TAHFIDZ

PROGRAM BINNAZHOR

Program binnazhar adalah program yang difokuskan untuk para santri yang  belum lancar dalam membaca al-Quran dan mengetahui secara lengkap hukum bacaan dalam ilmu Tajwid. Mereka tidak boleh menghafalkan al-Quran karena kalau dipaksakan, maka akan berakibat pada:

  1. Susah menghafal karena belum lancar membacanya.
  2. Kalau sudah menjadi hafalan, akan kacau balau tajwidnya.
  3. Menjadikan anak stres karena tidak mencapai target yang diinginkan.
  4. Menjadikan guru stres karena mendengarkan bacaan kacau sehingga dia harus berkali-kali mengingatkan.

Pada program ini, ada 3 hal yang harus diperhatikan:

  1. Santri harus membaca al-Quran di hadapan gurunya satu persatu untuk setoran bacaannya tiap hari minimal 3 halaman sampai dia khatam 30 juz.
  2. Santri belajar ilmu tajwid.
  3. Santri setiap hari secara klasikal diajarkan fashohah, yakni ustadz membaca dengan murottal yang baik lalu diikuti oleh para santri satu ayat-satu ayat. Minimal satu halaman. Lalu santri disuruh untuk membaca satu halaman tersebut secara bergiliran, satu persatu sampai santri betul-betul bagus bacaannya. Sebaiknya waktunya bakda magrib sampai isya.

Bila perlu, bagi para santri yang telah khatam bacaannya di hadapan gurunya 30 juz ini diwisuda. Namanya Wisuda Binnazhar

PROGRAM TAHFIZH

Program tahfizh ini adalah program menghafal al-Quran, yakni bagi mereka yang sudah bagus bacaannya tanpa salah sedikit pun atau sudah wisuda binnazhar. Para santri yang terpilih ini nanti akan mengikuti program tahfizh dengan sistem Marhalah 1-3.

Mereka yang mengambil program tahfizh ini tidak boleh dipaksakan karena pemaksaan menjadikan mereka tidak antusias untuk menghafal al-Quran dengan baik sehingga hasilnya tidak maksimal. Jika mereka sudah memiliki niat tulus untuk menghafalkan, maka akan mudah bagi ustadz untuk mengarahkannya.

Para santri berkewajiban untuk menambah hafalan 1 halaman setiap hari selain hari libur, muroja’ah (mengulang hafalan lama) 5 halaman dan sabiq (mengulang hafalan baru) 3 halaman.

Adapun program marhalah yang harus diikuti sebagaimana berikut:

Marhalah 1

Marhalah ini diperuntukkan bagi santri yang baru mulai menghafal. Marhalah ini ditargetkan santri harus dapat menghafal 13 juz, yakni juz 28-30 dan juz 1-10. Dalam marhalah 1 ini, santri harus melalui 4 tahapan ujian:

  1. Ujian ketika santri sudah hafal 3 juz, 28-30. Ujian ini berupa tes hafalan dan membaca keseluruhan dari juz 28-30. Jika santri tidak lulus dalam ujian ini, maka santri harus murojaah saja ke ustadznya sampai dia mampu membaca sendiri juz 28-30. Ingat ustadz tidak boleh memaksakan agar santri lanjut ke juz berikutnya kalau santri belum lancar juz tersebut karena hafalan sedikit tetapi lancar lebih baik daripada hafalan banyak tetapi tidak dapat dipertanggungjawabkan.
  2. Ujian ketika santri sudah hafal 5 juz, juz 1-5. Ujian ini berupa tes hafalan dan membaca keseluruhan dari juz 1-5. Jika santri tidak lulus dalam ujian ini, maka santri harus murojaah saja ke ustadznya sampai dia mampu membaca sendiri juz 1-5. Ingat ustadz tidak boleh memaksakan agar santri lanjut ke juz berikutnya kalau santri belum lancar juz tersebut  karena hafalan sedikit tetapi lancar lebih baik daripada hafalan banyak tetapi tidak dapat dipertanggungjawabkan.
  3. Ujian ketika santri sudah hafal 5 juz, 6-10. Ujian ini berupa tes hafalan dan membaca keseluruhan dari juz 6-10. Jika santri tidak lulus dalam ujian ini, maka santri harus murojaah saja ke ustadznya sampai dia mampu membaca sendiri juz 6-10. Ingat ustadz tidak boleh memaksakan agar santri lanjut ke juz berikutnya kalau santri belum lancar karena hafalan sedikit tetapi lancar lebih baik daripada hafalan banyak tetapi tidak dapat dipertanggungjawabkan.

Ujian ketika santri mampu membaca hafalan 13 juz secara keseluruhan. Jika santri sudah mampu membaca, maka pada marhalah berikutnya akan lebih ringan daripada marhalah karena sudah terbiasa.

Marhalah 2

Marhalah ini diperuntukkan bagi santri yang sudah lulus marhalah 1. Marhalah ini ditargetkan santri harus dapat menghafal 10 juz, yakni juz  11-20. Dalam marhalah 2 ini, santri harus melalui 3 tahapan ujian:

  1. Ujian ketika santri sudah hafal 5 juz, juz 11-15. Ujian ini berupa tes hafalan dan membaca keseluruhan dari juz 11-15. Jika santri tidak lulus dalam ujian ini, maka santri harus murojaah saja ke ustadznya sampai dia mampu membaca sendiri juz 11-15. Ingat ustadz tidak boleh memaksakan agar santri lanjut ke juz berikutnya kalau santri belum lancar juz tersebut  karena hafalan sedikit tetapi lancar lebih baik daripada hafalan banyak tetapi tidak dapat dipertanggungjawabkan.
  2. Ujian ketika santri sudah hafal 5 juz, 16-20. Ujian ini berupa tes hafalan dan membaca keseluruhan dari juz 16-20. Jika santri tidak lulus dalam ujian ini, maka santri harus murojaah saja ke ustadznya sampai dia mampu membaca sendiri juz 16-20. Ingat ustadz tidak boleh memaksakan agar santri lanjut ke juz berikutnya kalau santri belum lancar karena hafalan sedikit tetapi lancar lebih baik daripada hafalan banyak tetapi tidak dapat dipertanggungjawabkan.

Ujian ketika santri mampu membaca hafalan 23 juz secara keseluruhan. Jika santri sudah mampu membaca seluruhnya, maka pada marhalah berikutnya akan lebih ringan daripada marhalah ini karena sudah terbiasa.

Marhalah 3

Marhalah ini diperuntukkan bagi santri yang sudah lulus marhalah 2. Marhalah ini ditargetkan santri harus dapat menghafal 7 juz, yakni juz  21-27. Dalam marhalah 2 ini, santri harus melalui 3 tahapan ujian:

  1. Ujian ketika santri sudah hafal 4 juz, juz  21-24. Ujian ini berupa tes hafalan dan membaca keseluruhan dari juz 21-24. Jika santri tidak lulus dalam ujian ini, maka santri harus murojaah saja ke ustadznya sampai dia mampu membaca sendiri juz 21-24. Ingat ustadz tidak boleh memaksakan agar santri lanjut ke juz berikutnya kalau santri belum lancar juz tersebut  karena hafalan sedikit tetapi lancar lebih baik daripada hafalan banyak tetapi tidak dapat dipertanggungjawabkan.
  2. Ujian ketika santri sudah hafal 3 juz, 25-27. Ujian ini berupa tes hafalan dan membaca keseluruhan dari juz 25-27. Jika santri tidak lulus dalam ujian ini, maka santri harus murojaah saja ke ustadznya sampai dia mampu membaca sendiri juz 25-27. Ingat ustadz tidak boleh memaksakan agar santri lanjut ke juz berikutnya kalau santri belum lancar juz tersebut karena hafalan sedikit tetapi lancar lebih baik daripada hafalan banyak tetapi tidak dapat dipertanggungjawabkan.

Ujian ketika santri mampu membaca hafalan 30 juz secara keseluruhan. Jika santri sudah mampu membaca seluruhnya, maka dia harus diwisuda oleh Pesantren dan diberi sanad guru-guru al-Quran sampai kepada Rasulullah Saw.

Insya Allah melalui marhalah ini, jika dilakukan secara konsekwen dan disiplin, maka akan dapat menjadikan santri kita mutqin dan bagus sehingga ketika ada perlombaan hifzhil Quran, mereka akan siap mengikutinya.

Untuk menunjang hafalan mereka tetap baik dan terjaga, ada beberapa program yang bisa dilakukan:

  1. Program ini dilakukan minimal 1 kali dalam seminggu. Caranya:
  2. para santri sesuai marhalahnya berkumpul dalam 1 majlis,
  3. para santri membaca hafalannya 1 halaman dengan suara nyaring, lambat dan murottal.
  4. Ustadz mendengarkan bacaan mereka satu persatu, memperbaiki makharijul huruf dan tajwidnya.
  5. Dalam fashohah ini tidak dituntut harus khatam atau banyaknya juz yang dibaca, tetapi penekanannya di bidang makharijul huruf, tajwid dan lagu murottal.
  6. Simakan atau tasmi al-Quran di rumah-rumah orang hajatan atau rutinan di masjid-masjid sekitar pondok yang digilir, misalnya sebulan sekali.
  7. Mengikuti Musabaqah Hifzhil Quran yang diadakan oleh pemda, pesantren, atau lembaga-lembaga lainnya yang tujuannya untuk syiar Islam, menguji hafalan, dan mengangkat derajat pesantren.

Demikian kurikulum  yang bisa saya buat untuk dapat digunakan dalam program tahfizh di Pesantren Ihyaul  Qur’an.

Shopping Basket